Pesan moral peribahasa Indonesia - Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang. Peribahasa ini menggambarkan orang yang munafik atau bisa juga orang yang bermuka dua. Biasanya orang yang seperti ini saat dihadapan selalu memuji atau bersikap baik namun saat di belakang (tempat lain) malah menjelekkan. Lalu bagaimana dengan karakter orang semacam ini? Saya kira ini wajar-wajar saja karena manusia diciptakan dengan karakter dan sifat yang berbeda-beda, ada yang baik ada juga yang buruk.
Pesan Moral:
Lebih baik kita sebagai manusia bersikap jujur dan apa adanya kepada siapapun. Saat bertemu dengan orang yang kurang kita sukai lebih baik kita utarakan saja jika memang kita ingin mengkritiknya. Akan tetapi, ada hal yang harus pahami, yakni cara menyampaikan kritik. Cara yang bijak dalam menyampaikan masukan haruslah secara halus dan tidak melukai orang lain. Karena jika kita melakukannya dengan kasar, lalu apa bedanya kita orang yang memiliki sifat keburukan.
Nah perlu dipahami bahwa di dalam kehidupan ini kita tidak bisa hidup secara individual, oleh karena itu kita harus tetap menjaga hubungan yang baik dengan siapapun dalam kehidupan. Supaya kita bisa menghindari dari "ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang" tidak ada salahnya kita utarakan maksud kita tentu dengan tujuan baik. Karena hal itu lebih bijak daripada kita memuji di depan namun menjelekkan dari belakang. Namun ingat, sekali lagi saya katakan "ALANGKAH BIJAK JIKA KITA MENGKRITIK SESEORANG DENGAN CARA HALUS DAN TIDAK MELUKAI", tentu dengan tujuan kebaikan bagi yang kita kritisi.
Jika kamu sudah melakukan seperti hal yang saya utarakan di atas, namun mendapat tanggapan yang kurang menyenangkan, baiknya kita tidak perlu meneruskan kritik kita. Dan yang paling penting kita harus sabar juga menghadapi tanggapan dari orang yang kita kritik, karena tidak semua orang akan suka jika di kritik. Poin positifnya, paling tidak kita sudah berusaha jujur terhadap diri kita sendiri.
Pesan Moral:
Lebih baik kita sebagai manusia bersikap jujur dan apa adanya kepada siapapun. Saat bertemu dengan orang yang kurang kita sukai lebih baik kita utarakan saja jika memang kita ingin mengkritiknya. Akan tetapi, ada hal yang harus pahami, yakni cara menyampaikan kritik. Cara yang bijak dalam menyampaikan masukan haruslah secara halus dan tidak melukai orang lain. Karena jika kita melakukannya dengan kasar, lalu apa bedanya kita orang yang memiliki sifat keburukan.
Nah perlu dipahami bahwa di dalam kehidupan ini kita tidak bisa hidup secara individual, oleh karena itu kita harus tetap menjaga hubungan yang baik dengan siapapun dalam kehidupan. Supaya kita bisa menghindari dari "ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang" tidak ada salahnya kita utarakan maksud kita tentu dengan tujuan baik. Karena hal itu lebih bijak daripada kita memuji di depan namun menjelekkan dari belakang. Namun ingat, sekali lagi saya katakan "ALANGKAH BIJAK JIKA KITA MENGKRITIK SESEORANG DENGAN CARA HALUS DAN TIDAK MELUKAI", tentu dengan tujuan kebaikan bagi yang kita kritisi.
Jika kamu sudah melakukan seperti hal yang saya utarakan di atas, namun mendapat tanggapan yang kurang menyenangkan, baiknya kita tidak perlu meneruskan kritik kita. Dan yang paling penting kita harus sabar juga menghadapi tanggapan dari orang yang kita kritik, karena tidak semua orang akan suka jika di kritik. Poin positifnya, paling tidak kita sudah berusaha jujur terhadap diri kita sendiri.
Itulah pesan moral yang bisa kita ambil dari peribahasa tersebut dan semoga bisa kita ambil manfaatnya agar kita menjadi orang yang bijak di kehidupan. Jika kamu merasa artikel Pesan moral peribahasa ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang ini bermanfaat silahkan membagikan atau men-share ke kawan atau sobat kamu.
0 comments:
Posting Komentar