Pesan Moral Peribahasa Indonesia Badai Makan Anak - Peribahasa ini mempunyai arti seorang ayah yang menghancurkan (menghambat) anaknya karena takut kebesaran sang anak kelak. Perlu diketahui bahwa mulanya peribahasa ini bermula pada peristiwa-peristiwa jaman dahulu. Yakni tatkala seorang raja memiliki anak, namun karena takut sang anak nantinya memiliki kekuasaan yang lebih besar, maka sang anak tersebut akhirnya dihancurkan atau dibunuh.
Dalam kehidupan sekarang pola semacam itu sebenarnya kerap terjadi dalam masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari. Contoh kasusnya banyak sekali, misalnya saja, orang tua yang hanya memikirkan egonya saja kemudian memilih mengekang anaknya untuk tetap di rumah. Semua hal yang dilakukan sang anak harus mendapat persetujuan sang orang tua. Ada benarnya memang, namun tidak harus saklek, karena malah akan menghambat kreatifitas sang anak.
Dalam kasus tersebut sang orang tua, misalnya sang ayah hanya ingin anaknya di rumah belajar, atau dalam kasus anak perempuan; seorang perempuan harus dirumah saja kemudian nanti dijodohkan. Telaah mengenai hal ini sebenarnya bisa bermacam-macam, namun jika disesuaikan dengan perihasa BADAI MAKAN ANAK bisa diartikan bahwa sang orang tua memiliki ketakutan jika nanti sang anak lebih sukses dibanding dirinya, kemudian tidak menghargai sang orang tua lagi.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa saja karena sifat manusia bermacam-macam karakternya. Apalagi manusia itu dibekali dengan "EGO". Inilah yang menjadi faktor dari segalanya. Egoisme adalah sifat yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak senang dilampaui orang lain. Dan jika sifat ini dimilki oleh orang tua, dan orang tua tersebut tidak bisa mengendalikan egonya, yang menjadi korban adalah anaknya. Inilah sisi negatif dari sebuah "EGO".
Akan tetapi jika ego tersebut dikendalikan akan berbuah manis, karena orang tua bisa menyadari bahwa anaknya pun memiliki ego, sehingga dia tahu apa yang akan dilakukan untuk anaknya kelak supaya anaknya berhasil. "ORANG TUA YANG TIDAK MEMENTINGKAN EGO, DIA AKAN BANGGA KETIKA ANAKNYA LEBIH SUKSES DARI DIRINYA KELAK.
Pesan moral:
Kita sebagai manusia haruslah bisa mengendalikan ego. Jika sebagai orang tua, harusnya kita mengikis ego untuk keberhasilan anak. Karena anak sebenarnya adalah bagian dari orang tua itu sendiri. Jadi untuk apa menghambat anak menuju sukses, toh kesuksesan anak juga kesuksesan kita sendiri sebagai orang tua.
Untuk seorang anak, harusnya kita juga sadar bahwa orang tua memiliki beban yang berat, mereka harus menghidupi anaknya, beban tersebut akan berpengaruh kepada ego. Orang tua sebenarnya hanya ingin dihargai dan dihormati (tidak lebih) jadi untuk mengontrol itu, sebagai anak kita haruslah tetap menghargai orang tua sesukses apapaun kita kelak. Karena apa kesuksesan yang kita raih tak lepas dari orang tua kita sendiri.
Inilah pesan moral dari peribahasa badai makan anak, semoga tulisan PESAN MORAL PERIBAHASA INDONESIA BADAI MAKAN ANAK ini bisa memberi pencerahan kepada kita semua.
Dalam kehidupan sekarang pola semacam itu sebenarnya kerap terjadi dalam masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari. Contoh kasusnya banyak sekali, misalnya saja, orang tua yang hanya memikirkan egonya saja kemudian memilih mengekang anaknya untuk tetap di rumah. Semua hal yang dilakukan sang anak harus mendapat persetujuan sang orang tua. Ada benarnya memang, namun tidak harus saklek, karena malah akan menghambat kreatifitas sang anak.
Dalam kasus tersebut sang orang tua, misalnya sang ayah hanya ingin anaknya di rumah belajar, atau dalam kasus anak perempuan; seorang perempuan harus dirumah saja kemudian nanti dijodohkan. Telaah mengenai hal ini sebenarnya bisa bermacam-macam, namun jika disesuaikan dengan perihasa BADAI MAKAN ANAK bisa diartikan bahwa sang orang tua memiliki ketakutan jika nanti sang anak lebih sukses dibanding dirinya, kemudian tidak menghargai sang orang tua lagi.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa saja karena sifat manusia bermacam-macam karakternya. Apalagi manusia itu dibekali dengan "EGO". Inilah yang menjadi faktor dari segalanya. Egoisme adalah sifat yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak senang dilampaui orang lain. Dan jika sifat ini dimilki oleh orang tua, dan orang tua tersebut tidak bisa mengendalikan egonya, yang menjadi korban adalah anaknya. Inilah sisi negatif dari sebuah "EGO".
Akan tetapi jika ego tersebut dikendalikan akan berbuah manis, karena orang tua bisa menyadari bahwa anaknya pun memiliki ego, sehingga dia tahu apa yang akan dilakukan untuk anaknya kelak supaya anaknya berhasil. "ORANG TUA YANG TIDAK MEMENTINGKAN EGO, DIA AKAN BANGGA KETIKA ANAKNYA LEBIH SUKSES DARI DIRINYA KELAK.
Pesan Moral Peribahasa Indonesia Badai Makan Anak
Pesan moral:
Kita sebagai manusia haruslah bisa mengendalikan ego. Jika sebagai orang tua, harusnya kita mengikis ego untuk keberhasilan anak. Karena anak sebenarnya adalah bagian dari orang tua itu sendiri. Jadi untuk apa menghambat anak menuju sukses, toh kesuksesan anak juga kesuksesan kita sendiri sebagai orang tua.
Untuk seorang anak, harusnya kita juga sadar bahwa orang tua memiliki beban yang berat, mereka harus menghidupi anaknya, beban tersebut akan berpengaruh kepada ego. Orang tua sebenarnya hanya ingin dihargai dan dihormati (tidak lebih) jadi untuk mengontrol itu, sebagai anak kita haruslah tetap menghargai orang tua sesukses apapaun kita kelak. Karena apa kesuksesan yang kita raih tak lepas dari orang tua kita sendiri.
Inilah pesan moral dari peribahasa badai makan anak, semoga tulisan PESAN MORAL PERIBAHASA INDONESIA BADAI MAKAN ANAK ini bisa memberi pencerahan kepada kita semua.
BACA KEMBALI:
0 comments:
Posting Komentar